Minggu, 31 Juli 2011

#Challenge 1 YCM 2011_Masykur Isnan






Peta wilayah RW 08, Pandeyan, Umbulharjo, Gambiran, Yogyakarta beserta data yang terkait dengan inovasi sosial Shalink :
1. terdiri atas 5 Rt (30, 31, 32, 45 dan 47) dengan jumlah 381 kepala keluarga (KK)
2. jumlah anak balita sekitar 33, anak tingkat SD 55, anak tingkat SMP 54
3. keterangan lain tertera di gambar peta

#Challenge 1 YCM 2011_Masykur Isnan





Sahabat Lingkungan Yogyakarta melakukan observasi pada Jum'at 29 juli 2011 kepada masyarakat(Ibu Nurhayati, Ibu Nungki, Ibu Vita) dan Ketua RW 08 (Pak Jambrong) berupa wawancara secara langsung disertai dengan kuesioner di wilayah Rw 08, Pandeyan, Umbulharjo, Gambiran, Yogyakarta. Diperoleh beberapa temuan :
1) pengelolaan sampah yang tidak baik (kondisi lingkungan kualitasnya menurun)
2) pola konsumtif masyarakat
3) polusi udara akibat penggunaan moda transportasi berbahan bakar fosil
4) kurangnya penghijauan dan pemanfaatan pekarangan rumah
5) minimnya ruang terbuka hijau dan keterbatasan lahan,
6) minimnya pendidikan lingkungan terhadap anak (faktor ktidakpahaman dan ketidakpedulian para orang tua tentang upaya penyelamatan lingkungan hidup di keluarga dan kesibukan para orang tua)

#Challenge 1 YCM 2011_Masykur Isnan






Sahabat Lingkungan (Shalink) Yogyakarta bersama beberapa keluarga (orangtua dan anak) di RW 08 Pandeyan, Umbulharjo, Gambiran, D.I.Yogyakarta beraktifitas bersama pada kegiatan rutin Forum Keluarga dan Anak Cinta Lingkungan (FOKAL)yang dilaksanakan dua minggu sekali.

Sabtu, 30 Juli 2011

#Challenge 1 YCM 2011_Masykur Isnan

“MEMBANGUN PERSPEKTIF PRO LINGKUNGAN DI KELUARGA”


Sahabat Lingkungan (Shalink) Yogyakarta menyentuh semua segmentasi, mulai dari anak muda sampai keluarga, namun pada kesempatan kali mencoba memfokuskan sasaran kegiatan kepada keluarga, meliputi orang tua dan anak, dengan tema “Membangun Perspektif Pro Lingkungan di Keluarga” melalui inovasi sosial dengan membentuk Forum Keluarga dan Anak Cinta Lingkungan (FOKAL) sebagai sarana mewujudkan keluarga yang dapat berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Selanjutnya, inovasi-inovasi sosial tersebut dielaborasi menjadi aktivitas-aktivitas yang konkrit. Inovasi sosial ini perlu dilakukan melihat semakin buruknya keadaan lingkungan yang diakibatkan oleh pengelolaan lingkungan yang tidak benar, salah satunya oleh dan di masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa permasalahan yang diderita sekaligus juga dilakukan oleh masyarakat, yaitu 1) pengelolaan sampah yang tidak baik, 2) pola konsumtif masyarakat, 3) polusi udara akibat penggunaan moda transportasi, 3) kurangnya penghijauan, 4) terbatasnya ruang terbuka hijau dan lahan, 5) minimnya pendidikan lingkungan terhadap anak. Inovasi sosial ini diterapkan dan dikembangkan khususnya di daerah RW 08 Pandeyan, Umbulharjo, Gambiran, D.I.Yogyakarta dan umumnya di seluruh wilayah Kota Yogyakarta.
Dari hasil observasi, baik melalui wawancara dan kuesioner, terhsdap masyarakat di lokasi, diperoleh berberapa hal yang memerlukan penanganan segera, diantaranya kondisi lingkungan di daerah tersebut semakin menurun kualitasnya, yakni terlihat dari semerawutnya pengelolaan sampah di sekitar sungai dan hampir di setiap pekarangan rumah, kesadaran yang masih sangat terbatas dan belum konsistennya gaya hidup sehat pro lingkungan di masyarakat, khusunya di dalam keluarga. Rutinitas keseharian yang mengedapankan gaya hidup pro lingkungan dalam beberapa keluarga masih sangat fluktuatif dan cenderung menurun. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kesibukan dan kurangnya pemahaman yang dimiliki oleh para orang tua di keluarga -sebagai pihak utama- sehingga tidak berkorelasi positif terkait upaya pembangunan perspektif pro lingkungan di keluarga. Persoalan lain yang kemudian timbul, yaitu kurangnya pemberian edukasi mengenai wacana cinta lingkungan dari orangtua kepada anak-anak, yang notabenenya kelak akan menjadi generasi penerus dan peurus dari gaya hidup yang sudah diterapkan di keluarganya sehingga mengakibatkan anak kurang memahami perannya dan cenderung acuh dalam upaya penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup. Di sisi lain, ada keinginan dan motivasi yang kuat dari tiap-tiap keluarga untuk memahami dan mengaplikasikan perspektif pro lingkungan di dalam keluarga, baik di dalam keluarganya sendiri maupun secara kolektif dengan keluarga-keluarga lain di lingkungan RW 08. Hal ini dapat dilihat dari ketertarikan para keluarga untuk ikut serta beraktivitas di setiap kegiatan FOKAL.

Atas dasar itu, Shalink bersama-sama masyarakat menggagas inovasi sosial di bidang lingkungan sebagai solusi menanggulangi permasalahan tersebut, yakni melalui Forum Keluarga dan Anak Cinta Lingkungan (FOKAL) yang melibatkan keluarga sebagai obyek sekaligus subyek dari inovasi sosial tersebut. Aktivitas FOKAL fokus pada pengembangan perspektif pro lingkungan secara mudah, berdaya guna dan berhasil guna yang dapat dilakukan oleh seluruh anggota keluarga (ayah, ibu,anak) meliputi aktivitas urban farming dan green life style yang dilakukan secara sistematis, dan berkesinambungan. Wujud nyata dari aktivitas tersebut berupa pertemuan rutin tiap minggu,praktik langsung, kunjungan, dan event-event khusus (contoh : Fokal In Action). Urban farming dan green life style memiliki manfaat yang sangat signifikan atas permasalan-permasalahan yang ada, yakni 1) pemanfaatan barang-barang bekas sebagai media tanam, 2) pemanfaatan samapah untuk daur ulang dan kompos, 3) penghijauan, 4) memperbaiki kualitas udara, 5) memperbaiki kesehatan diri dan lingkungan (tanaman organik), 6) optimaslisasi pekarangan untuk lebih produktif secara ekonomis, 7) menekan biaya-biaya pengeluaran rumah tangga, 8) dan lain-lain. Aktivitas-aktivitas tersebut dilaksanakan secara berkelanjutan (sesuai jadwal dan kruikulum yang dibuat) dan senantiasa fokus pada tujuan dan visi misi awal. Manfaat dari inovasi sosial ini dapat dilihat, dengan semakin baiknya kondisi lingkungan dan berkembangnya kepedulian dan pemahaman keluarga-keluarga akan arti penting kelestarian lingkungan yang diwujudkan dengan hal-hal nyata di keseharian tiap-tiap keluarga di daerah RW 08. Para keluarga di daerah tersebut secara sadar dan mandiri mulai membenahi diri dan bergerak mewujudkan keluarga yang cinta lingkungan dengan segala aktivitas-aktivitas yang memilki nilai manfaat bagi lingkungan. Di samping itu, inovasi sosial ini mulai berkembang dan meluas ke daerah-daerah sekitar, yakni, RW 11 yang letaknya berdekatan dengan RW 08. Namun,secara objektif inovasi sosial ini masih membutuhkan konsistensi dan komitmen yang kuat dari pihak terkait, Shalink dan masyarakat, untuk terus memastikan dan mengawal tetap pada jalur yang benar. Hal yang paling sulit adalah menjaga semangat dari pihak terkait untuk tetap optimis menjalankan inovasi sosial ini. Semoga semakin banyak keluarga-keluarga yang berperspektif pro lingkungan di wilayah Yogyakarta dan FOKAL terus berkembang menjadi wadah yang efektif untuk mewujudkan tujuan tersebut.Semangat Pembaharu Muda!

Yogyakarta, 31 Juli 2011



Masykur Isnan
(Koordinator Sahabat Lingkungan Yogyakarta)


Link : fb shalinkers yogyakarta